Batalyon Infanteri 515/Raiders (sebelumnya bernama
Batalyon Infanteri 515/Ugra Tapa Yudha) adalah Batalyon Infanteri yang berada dibawah komando
Brigif 9/Dharaka Yudha,
Divisi Infanteri 2/Kostrad. Sebelumnya, batalyon ini merupakan satuan organik Kodam VIII Brawijaya
sebelum akhirnya berdasarkan surat perintah Pangdam VIII/Brawijaya
Nomor : Sprin/416/III/1978 Batalyon Infanteri 515 diubah statusnya
menjadi satuan
Kostrad. Tak kurang 138 prajurit gugur di berbagai medan tugas sejak tahun 1945 sampai sekarang.
Markas Batalyon saat ini berkedudukan di
Tanggul, Jember,
Jawa Timur. setelah sebelumnya berpindah pindah. Pada awal terbentuk tahun 1949 sampai dengan 1952 berkedudukan di
Lawang, Malang, tahun 1952 sampai dengan 1953 di
Rambipuji, Jember, tahun 1953 sampai dengan 1959 di
Lumajang, tahun 1959 sampai dengan 1974 di
Tanggul, Jember, tahun 1974 sampai dengan 1978 di
Lumajang, dan mulai tahun 1978 kembali di
Tanggul, Jember,
Jawa Timur sampai sekarang.
Raider
Latihan raider Batalyon Infanteri 515/9/2 Kostrad secara resmi dibuka oleh Panglima Divisi Infanteri 2/Kostrad
Mayjen TNI Bambang Haryanto, S.Sos., M.M Pada
8 Agustus 2015 di lapangan Sidodadi,
Kabupaten Malang.
[1] Dan Pada tanggal
30 Oktober 2015, seluruh prajurit Yonif 515/Ugra Tapa Yudha telah menyelesaikan latihan Raider di Pantai Tamban,
Malang selama 3 bulan, sehingga
"Yonif 515/Ugra Tapa Yudha" berhak menyandang nama
"Yonif 515/Raiders".
[2]
Sejarah
Cikal bakal Batalyon ini telah ada sejak zaman kemerdekaan. Diawali
dengan terbentuknya Badan Keamanan Rakyat di wilayah Probolinggo, yang
anggotanya terdiri atas :
Peta,
Keigun, Pemuda Pelajar dan Pemuda Pejuang dibawah pimpinan Letkol
Soedarsono pada 29 Agustus 1945. Pada Tanggal 5 Oktober 1945 BKR yang
berkedudukan di
Probolinggo berubah nama menjadi
Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Selanjutnya TKR yang berkedudukan di
Probolinggo
berganti nama menjadi Yon 4/TKR Resimen II Divisi 8 kekuatan 4 Kompi,
dipimpin oleh Komandan Batalyon Mayor H. Katamsi, sedangkan Letkol
Soedarsono menjadi Komandan Resimen II. Beberapa waktu kemudian,
Komandan Batalyon 4 Mayor H. Katamsi diganti oleh Mayor Sunaryo.
Tanggal 10 Oktober 1946 Batalyon 4 diubah namanya menjadi Batalyon
138/Macan Kumbang Divisi 8, dengan Komandan Batalyon Kapten Abdul
Syarif. Dalam rangka mempertahankan Proklamasi Kemerdekaan
Republik Indonesia, Batalyon 138/Macan Kumbang mengirimkan Pasukan ke Front
Trawas,
Prigen,
Surabaya,
Wonocolo,
Pagerwojo dan Prangsang Tombak untuk merebut kembali
Kota Surabaya yang telah diduduki
Belanda.
Selain itu Yon 138/Macan Kumbang selalu mengadakan taktik-taktik
gerilya untuk mempertahankan kota Probolinggo secara mati matian dari
serangan Belanda. Walaupun putra-putra Yon 138/Macan Kumbang, telah
mengadakan perlawanan secara gigih dan mati-matian tetapi kota
Probolinggo tidak dapat di pertahankan, dan jatuh ketangan Belanda pada
tanggal
12 Juli 1947. Setelah
Kota Probolinggo jatuh ke tangan
Belanda
Yon 138/Macan Kumbang meninggalkan kota tersebut dengan tujuan untuk
melanjutkan perjuangan dengan menggunakan taktik-taktik gerilya
didaerah :
Pelas,
Sukopuro,
Gending,
Kraksaan,
Paiton dan
Wonoasih sebagai basis gerakan.
Semboyan 138/Macan Kumbang pada waktu itu adalah
"Rawe Rawe Rantas Malang Malang Putung" dan
"Patah Tumbuh Hilang Berganti"
yang artinya serangan–serangan Yon 138/Macan Kumbang silih berganti
datangnya, sehingga pasukan Belanda menjadi kacau balao, tetapi
sebaliknya tidak sedikit putra-putra Yon 138/Macan Kumbang yang gugur
sebagai kusuma bangsa demi mempertahankan keutuhan Proklamasi
Kemerdekaan
Republik Indonesia, kemudian dimakamkan di
Probolinggo (sekarang menjadi TMP Probolinggo).6. Akibat
Perjanjian Renville, Februari 1948
Gerilya-
Gerilya TNI menghancurkan
Kota Probolinggo, sehingga Yon 138/ Macan Kumbang dengan kebesaran jiwanya meninggalkan
Kota Probolinggo menuju
Ampel Gading, Petung Ombo dan
Malang dengan kekuatan Personel 1 Kompi dibawah Pimpinan Kapten Abdul Syarif.
Hari Jadi
Pada tanggal 19 Desember 1948, Belanda melanggar Perjanjian Renville,
sehingga 21 Desember 1948, dengan kekuatan yang ada Yon 138/Macan
Kumbang dibawah pimpinan Kapten Abdul Syarif segera bergerak kembali
dari daerah hijrahnya untuk menyusup ke kota Probolinggo guna mengadakan
serangan balasan. Namun Yon 138/Macan Kumbang dinyatakan bubar. Setelah
Perundingan KMB, atas perintah Komandan Brigade 4 Divisi 1 semua tenaga
bersenjata yang berada di
Probolinggo
disusun menjadi 1 batalyon dengan kekuatan 4 Kompi. Pada tanggal 12
Desember 1949 batalyon tersebut diresmikan menjadi Batalyon 105/Macan
Kumbang dengan Komandan
Batalyon Infanteri Kapten Abdul Syarif.
Penyerahan kedaulatan terjadi pada tanggal 27 Desember 1949, bersama
dengan itu Batalyon 105/Macan Kumbang diubah namanya menjadi Batalyon
134, dan akhirnya menjadi
Batalyon Infanteri 515/Ugratapa Yudha. Hari ulang tahun Batalyon berpedoman pada akhir jadinya Yon 105, yaitu pada tanggal
12 Desember 1949. Adapun Sesanti/Tunggul Batalyon
"Ugra Tapa Yudha", yang melambangkan waspada dalam pertempuran dan berani dalam kebenaran.
Tugas & Operasi
- Tahun 1951 sampai dengan 1952 penumpasan RMS di Maluku.
- Tahun 1953 sampai dengan 1954 penumpasan DI/TII di Sulawesi Selatan.
- Tahun 1955 sampai dengan 1956 penumpasan DI/TII di Sulawesi Selatan.
- Tahun 1957 sampai dengan 1958 penumpasan DI/TII di Sulawesi Selatan.
- Tahun 1958 sampai dengan 1959 penumpasan Permesta di Sulawesi Utara.
- Tahun 1960 sampai dengan 1961 penumpasan Permesta di Sulawesi Utara.
- Tahun 1962 sampai dengan 1963 operasi mandala Irian Jaya.
- Tahun 1964 sampai dengan 1965 operasi kilat DI/TII di Sulawesi Selatan.
- Tahun 1965 penumpasan G 30 S/PKI di jawa Timur.
- Tahun 1968 sampai dengan 1969 operasi sadar/Papera di Sorong Irian Jaya.
- Tahun 1972 sampai dengan 1973 penumpasan PGRS Parako di Kalimantan Barat.
- Tahun 1976 sampai dengan 1977 penugasan Kotindo di Timur Tengah.
- Tahun 1982 sampai dengan 1983 penugasan di Timor-Timur.
- Tahun 1985 sampai dengan 1988 penugasan rotasi 3 tahun di Timor- Timur.
- Tahun 1990 sampai dengan 1991 penugasan di Timor-Timur.
- Tahun 1992 penugasan PBB di Kamboja BP Yonif Linud 503 dalam Garuda XII-A.
- Tahun 1993 penugasan PBB ke Kamboja BP Yonif 411 dalam Garuda XII – C.
- Tahun 1993 sampai dengan 1994 penugasan di Timor-Timur.
- Tahun 1996 sampai dengan 1998 penugasan ke Irian Jaya.
- Tahun 1998 PAM kerusuhan massa di Banyuwangi, Surabaya dan Bondowoso.
- Tahun 1998 sampai dengan 1999 penugasan di Timor-Timur.
- Tahun 1998 sampai dengan 1999 penugasan di Irian Jaya.
- Tahun 1999 pengamanan daerah rawan Ambon.
- Tahun 1999 pengamanan Pemilu di Sulawesi Tengah.
- Tahun 1999 sampai dengan 2000 BP tugas Yonif 509 dalam rangka operasi sadar rencong II dan III di Aceh.
- Tahun 1999 pengamanan daerah rawan di Bali.
- Tahun 1999 BP Yonif 509 dalam rangka Latma Safkar Indopura.
- Tahun 2000 BP Yonif 514 penugasan ke Atambua.
- Tahun 2000 sampai dengan 2001 penugasan Rajawali di Irian Jaya.
- Tanggal 6 Mei 2002 sampai dengan 20 Mei 2003 melaksanakan PAM Objek Vital di Timika-Irian Jaya.
- Tahun 2003 sampai dengan 2004 penugasan Babinsa tempur ke Rahwan Aceh.
- Tanggal 12 Juni 2004 sampai dengan 20 September 2005 melaksanakan penugasan ke Rahwan Aceh.
- Tahun 25 Juli 2007 sampai dengan 20 Juli 2008 melaksanakan penugasan ke Rahwan Maluku/Maluku Utara.
Referensi
Pranala luar